TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Teknis Lamborghini, Maurizio Reggiani telah mengkonfirmasi bahwa Aventador generasi baru tak akan menggunakan superkapasitor canggih seperti yang tersemat pada Lamborghini Sian FKP 37. Sebagai gantinya, pabrikan asal Italia ini akan menggunakan powertrain hybrid yang lebih tradisional.
“Dengan superkapasitor, penyimpanan bisa lebih tiga kali lipat daya baterai. Namun, jelas itu tidak dapat menjamin jangkauan untuk berjalan, bahkan 5-10 km dalam mode listrik penuh. Penyimpanan tidak cukup, ”kata Reggiani seperti dikutip dari Carscoops.
Superkapasitor merupakan teknologi pengganti baterai litium-ion yang umumnya tersemat pada baterai mobil listrik atau mobil hybrid. Nah, superkapasitor buatan Massachusetts Institute of Technology (MIT) ini bisa menambah tenaga hingga 34 hp. Namun kelemahannya, daya cepat habis.
Reggiani menambahkan bahwa Lamborghini akan mengembangkan sistem hybrid yang berbeda dari superkapasitor untuk penerus Aventador. Teknologi baru nantinya itu juga rencananya akan disematkan pada Lamborghini Huracan.
“Mobil yang dijual dalam volume seperti Aventador, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan terkait dengan emisi CO2. Jika Anda ingin CO2, Anda perlu memiliki baterai yang menjamin jangkauan mobilitas dalam mode listrik. Nah supercapacitor seperti sekarang ini, jelas tidak dapat digunakan,"ujarnya.
Penerus Lamborghini Aventador akan mendapatkan sebagian besar tenaganya dari mesin V12 yang disedot secara alami. Sementara grunt tambahan akan disediakan oleh setidaknya satu motor listrik. Lamborghini juga akan membuang transmisi single-clutching rod (ISR) yang sudah ketinggalan zaman untuk kotak dual-clutch terbaru.